Warga Syam tidak kehilangan vitalitasnya untuk mengusir para penjajah
A. Z. Muttaqin Rabu, 22 Syawwal 1437 H / 27 Juli 2016 09:36
Anak-anak suriah keluar dari bangunan yang rusak setelah pesawat tempur rezim Nushairiyah dan Rusia menargetkan lingkungan Salhiya di Aleppo, Suriah, pada 21 Juli 2016. (Foto: MEMO)
(Arrahmah.com) – Sebanyak 200 ribu sampai 300 ribu orang di Allepo menghadapi risiko pengepungan, dan banyak rumah sakit serta prasarana sipil lain juga telah terpengaruh oleh pertempuran. Melansir dari berbagai sumber, operasi serangan lewat udara yang bertepatan dengan Lebaran itu dilaporkan telah menewaskan setidaknya 48 orang di dua lokasi yang dijadikan sasaran. Para pengamat menjelaskan, korban tewas akibat serangan itu merupakan Muslim dari sejumlah daerah di dalam wilayah Suriah yang tengah merayakan Idul Fitri di area sungai wilayah Darkush pada hari itu.
Allepo kenyang dengan kejahatan dan kekejaman yang dilakukan oleh Amerika melalui anteknya, Bashar, dan sekutunya, Rusia, juga bonekanya di Iran dan partainya, di mana mereka tanpa memiliki rasa belas kasihan atau moralitas sedikitpun terhadap anak-anak, perempuan, warga yang tidak bersenjata dan para dokter.
Sebagian besar warga sipil yang sedang kelaparan karena dikepung oleh rezim Assad, tetapi kelompok-kelompok bantuan kemanusiaan tidak bisa masuk ke wilayah yang diblokade tanpa persetujuan rezim, dan konvoi bantuan makanan harus berjalan secara bertahap dari wilayah Damaskus -yang dikendalikan rezim.
Penjajahan kepada rakyat Suriah telah mensupport Moskow meningkatkan statusnya sebagai produsen dan eksportir senjata terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Ini merupakan kabar baik bagi Presiden Vladimir Putin di tengah krisis ekonomi yang parah yang disebabkan oleh rendahnya harga minyak, jatuhnya mata uang rubel, dan sanksi-sanksi Barat yang diberlakukan atas tindakan Rusia di Ukraina.
Namun Rusia merupakan negara yang lemah secara ekonomi tentu tidak memungkinkan Rusia terus membiayai perang jauh dari perbatasannya. Di saat gap yang melebar dengan Uni Eropa, Rusia juga ingin segera memutus isolasi internasional dan sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia setelah mengabungkan semenanjung Krimea dan memicu Ukraina timur.
Amerika pun merasakan kegagalan besar di Suriah. Amerika dan pengikutnya telah gagal menundukkan warga Suriah hingga hari ini. Amerika belum menemukan pengganti untuk Asad. Sementara revolusi di Suriah tidak kehilangan vitalitasnya dan terus menekan menentang para negosiator.
Amerika melihat sekutunya, Iran telah terkuras energinya di Suriah dan melihat bahwa intervensi Iran secara militer, tidak beperan dalam solusi di Suriah. Secara konsisten demi menjaga pengaruhnya di Suriah dan menghadapi munculnya Khilafah Islam di dalam revolusi Suriah, Amerika juga mempergunakan Iran dan kelompoknya, dan menguras energi Rusia untuk memukul kaum muslimin di Suriah. Rencana Amerika akan terus berlanjut di Syam dan memastikan bangunan sistem dan rezim republik sekuler tegak dia atas bumi Syam.
Rusia memanfaatkan momentum-momentum bahwa di dalam intervensinya di Suriah ada kesempatan untuk mengekspos keagungan Suriah yang telah hilang sejak runtuhnya Uni Soviet. Sembari pemerintah Rusia mengumbar opini bahwa langkah-langkah Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO anti-Rusia, tidak akan dibiarkan begitu saja.
AS, antek dan sekutunya telah mengerjakan rencana-rencana jahat dengan sempurna. Pembunuhan dan pembantaian, pemboman oleh pesawat dengan bom tandan, drum mematikan, gas mematikan, kemudian berbagai jenis penyiksaan yang tidak dilakukan oleh binatang sekalipun. Mereka berfantasi bahwa Syam dan warga Syam bisa ditundukkan, sehingga menerima pemerintahan sekuler yang diseting oleh Koalisi; dengan penampakan mengelabuhi. Namun gagal.
Tiran Barat dan antek-anteknya meski menambah ekskalasi kebengisannya, kematiannya makin dekat. Sekutunya yang berperang bersamanya terus frustasi dan jatuh dari hari ke hari. Di Suriah ada tokoh-tokoh yang kuat, yang beriman kepada Rabbnya dan makin bertambah petunjuk. Kejahatan-kejahatan tiran akan menambah kekuatan di atas kekuatan.
Kejahatan-kejahatan Amerika, Barat dan kaum kafir penjajah tidak akan hilang dari ingatan dan akal mereka. Kaum revolusioner ash-shadiqun di Syam tetap teguh di atas kebenaran dan kebaikan. Mereka telah optimis, dengan tegaknya Khilafah yang hakiki, Islam dan pemeluknya menjadi mulia dan sebaliknya kekufuran dan penganutnya menjadi hina.
Hasbunallahu wa ni’mal wakiil.
Umar Syarifudin – Syabab HTI (Pengamat Politik Internasional)
(*/arrahmah.com)
- See more at: https://www.arrahmah.com/kontribusi/warga-syam-tidak-kehilangan-vitalitasnya-untuk-mengusir-para-penjajah.html#sthash.TBnNfFlQ.dpuf
Home »
» Warga Syam Tidak Kehilangan Vitalitasnya Untuk Mengusir Para Penjajah